“Sepi Dalam Keramaian”
Guru yang baik adalah yang tidak membiarkanmu berkubang dalam kebodohanmu sendiri dengan penuh kebanggaan…
Namun Guru yang demikian juga merupakan ciri Guru yang lebih banyak dibenci ketimbang dipatuhi, dan disesali hanya ketika sudah pergi, atau mati…
Guru yang tidak berburu murid untuk dijadikan koleksi merupakan Guru yang kurang diminati, sebab yang demikian itu tidak bisa dibeli dengan pundi-pundi…
Guru yang cenderung mudah untuk ditinggal pergi namun tetap tabah adalah Guru yang mata uangnya dalam belajar berupa susah payah yang berbuah cahaya nan cerah…
Guru yang kau cari itu bukanlah yang memberi kesenangan hati sehari-hari, melainkan yang membantumu menemukan kembali pintu-pintu yang telah kau kunci sendiri selama ini…
Maka genggamlah ilmu sejati dari Guru yang engkau temui sebagai wujud takdir Ilahi, yang akan menemani dalam menggali Guru Sejati di ruang batinmu sendiri…
Gurumu yang membasuh luka batinmu ketika engkau terjatuh, mendampingimu saat engkau mengeluh, dan memberikan jubahnya untuk mengusap wajahmu yang berpeluh…
Lalu ingatkan dirimu lagi, atas apa yang sesungguhnya telah diambilnya dari hidupmu, berupa hilangnya tirai hijab yang menutup Tajallinya Cahaya Ilahi di dalam diri…
Setelah itu, Sang Guru akan melanjutkan tugas di ruang dimensi lainnya, melepasmu dalam keadaan menyala, terbang dan terang, bercahaya di angkasa raya…
Syaikh Ali Muhammad Jawdi
(Kyai Ageng Arya Pamungkas DW)
Salam Cahaya,
Bersyukur
Berdoa
Bahagia
Dan Teruslah Berkarya
Paguyuban Madinatul Fatihah
#MadinatulFatihah
#SyaikhAliMuhammadJawdi
#KyaiAgengAryaPamungkasDW
0 Comments